ilegdehandbuku-kumpulan-puisi-chairil-anwar-pdf-12. ilegdehand/buku-kumpulan-puisi-chairil-anwar-pdf-12. By ilegdehand • Updated a year ago
Jualbuku terbaru terlaris termurah 2020 NOVEl puisi Aku Chairil Anwar - - Jakarta Barat - jumids | Tokopedia. Majalah Online Edisi 1/Tahun 1/ Juli 2012 by Kopi Sastra - issuu. DOC) Kritik Sastra Karya Chairil Anwar | Andre Putra - Academia.edu. Puisi: Kawanku dan Aku (Karya Chairil Anwar) - Sepenuhnya.
Unsurntrinsikpuisi “kawanku dan aku”. Diperkirakan beliau telah menulis kurang lebih 240 karya. Tug
Daripendapat inilah dimulai pendekatan pragmatik. (Wahyudi Siswanto, 2008: 181-191). Pada puisi “Aku” karya Chairil Anwar tidaknya indah tetapi bermakna dalam sekalipun ia menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Namun, maksud yang ia sampaikan pada pembaca berpengaruh besar pada pemikirannya. Ia menyampaikan kritik dan gagasan melalui karya
PuisiKritikan untuk Elit Politik dan Pemimpin Indonesia, 10 Puisi dan Sajak Indah Chairil Anwar Tentang Cinta Dan Kehidupan Sosial Teruntuk Hati Yang Pernah Menanti - Puisi Cinta Dari Hida' Puisi Cinta Sedih, Maaf Aku Pernah Menaruh Rasa 10 Puisi Nasehat Hidup Terbaik Dari Hida Puisi Religi A Nur "Yaa Rahman Yaa Rahim
contoh kegiatan perumahan dan tata laksana rumah tangga. Minggu, 27 Oktober 2019 Edit Kritik Puisi-Puisi Karya Chairil AnwarChairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 2 April 1949 pada umur 26 tahun, dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" dari karyanya yang berjudul Aku, Ia adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia sekarang Jakarta dengan ibunya pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Pusinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang yang berjudul “ Jangan Kita Di Sini Berhenti” menjelaskan bahwa seseorang yang telah pasrah, namun tetap memaksa melanjutkan semuanya dengan hal-hal negatif. Sehingga dia sudah tidak perduli dengan kehidupannya yang berjudul “ Yang Terhempas Yang Putus” mengisahkan tentang seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Segalanya telah usai walaupun sebenarnya ia ingin puisi terakhir yang berjudul “Hampa” memiliki arti. Seseorang yang dalam kesendiriannya ia merasa sudah mendekati ajal hidupnya. Ia sendiri menanti dan terus menanti untuk berpasrah meninggalkan dunia ini. Penantian yang berat antara kematiannya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Seli FerwaniKritik Sastra Karya Chairil Anwar AKU Kalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku 1 2 3 4 5 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 27 amanat. a Tema Tema adalah gagasan pokok atau pokok persoalan yang dikemukakan oleh penyairnya. Secara garis besar hanya ada empat tema besar yang biasanya digeluti oleh para penyair, yaitu keindahan alam, masalah manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, masalah manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, dan masalah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang menyangkut semangat hidup manusia dalam mempertahankan kehidupannya yang lebih baik dan bermanfaat. b Perasaan Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan objek puisi yang digarapnya. Unsur perasaan terkait erat dengan unsur tema atau pokok persoalan dalam puisi. Dalam lingkungan awam pun jika kita menghadapi sesuatu atau tingkah seseorang, kita bisa bersikap simpatik, acuh tak acuh, atau bahkan muak. c Nada Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya bisa menggurui, penuh kesinisan, mengejek, menyindir, humor, atau secara lugas. Dengan demikian nada sajak sangat erat kaitannya dengan rasa dan pokok persoalan yang dikandung puisi tersebut. d Amanat Amanat adalah tujuan atau pesan yang secara eksplisit maupun implisit ingin disampaikan penyair melalui puisi- puisinya kepada pembacanya. c. Contoh Kritik Sastra Puisi Kritik Sastra Puisi Aku Karya Chairil Anwar Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 28 Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi a Tema Tema dalam puisi di atas adalah perjuangan. Hal ini dapat terlihat dari kalimat “Biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang”. Puisi Chairil adalah semangat merebut hidup yang pastilah tidak mudah, apalagi bagi penyair yang penuh kesulitan hidup ini. Bahkan meskipun dia berbicara tentang sesuatu yang perih-pedih, semangat hidupnya tetap terasa menggelora. Karakter penyair ini tampaknya, dia tidak mudah menyerah melawan hidup yang begitu pedih. b Rasa Pada puisi di atas merupakan eskpresi jiwa penyair yang menginginkan kebebasan dari semua ikatan. Di sana penyair tidak mau meniru atau menyatakan kenyataan alam, tetapi mengungkapkan sikap jiwanya yang ingin berkreasi. Sikap jiwa “jika sampai waktunya”, ia tidak mau terikat oleh siapa saja, apapun yang terjadi, ia ingin bebas sebebas-bebasnya sebagai “aku”. Bahkan jika ia terluka, akan di bawa lari sehingga perih lukanya itu hilang. Ia memandang bahwa dengan luka itu, ia akan lebih jalang, lebih dinamis, lebih bergairah hidup. Sebab itu ia malahan ingin hidup seribu tahun lagi. Uraian di atas merupakan yang dikemukakan dalam puisi ini semuanya adalah sikap chairil yang lahir dari ekspresi jiwa Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 29 penyair. Puisi Aku ini adalah puisi Chairil Anwar yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak lainnya. c Nada Dalam Puisi Aku’ terdapat kata Tidak juga kau’, Kau yang dimaksud dalam kutipan di atas adalah pembaca atau penyimak dari puisi ini. Ini menunjukkan betapa tidak pedulinya Chairil dengan semua orang yang pernah mendengar atau pun membaca puisi tersebut, entah itu baik, atau pun buruk. Di samping Chairil ingin menunjukkan ketidakpeduliannya kepada pembaca, dalam puisi ini juga terdapat pesan lain dari Chairil, bahwa manusia itu itu adalah makhluk yang tak pernah lepas dari salah. Oleh karena itu, janganlah memandang seseorang dari baik-buruknya saja, karena kedua hal itu pasti akan ditemui dalam setiap manusia. Selain itu, Chairil juga ingin menyampaikan agar pembaca tidak perlu ragu dalam berkarya. Berkaryalah dan biarkan orang lain menilainya, seperti apa pun bentuk penilaian itu. d Diksi Untuk ketetapan pemilihan kata, penyair banyak menggunakan diksi yang tepat, bermakna konotatif untuk memperindah puisinya seperti Ku mau tak seorang’kan merayu = ku tahu Kalau sampai waktuku = kalau aku mati Tak perlu sedu sedan = tak ada gunanya kesedihan itu Binatang jalang = orang hina Pernyataan diri sebagai binatang jalang adalah kejujuran yang besar, berani melihat diri sendiri dari segi buruknya. Efeknya membuat orang tidak sombong terhadap kehebatan diri sendiri sebab selain orang mempunyai kehebatan juga ada cacatnya, ada segi jeleknya dalam dirinya. e Citraan Di dalam puisi ini terdapat beberapa pengimajian, diantaranya Ku mau tak seorang’kan merayu Imaji Pendengaran Tak perlu sedu sedan itu’ Imaji Pendengaran Biar peluru menembus kulitku’ Imaji Rasa Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 30 Hingga hilang pedih perih’ Imaji Rasa. Citraan yang disampaikan oleh Chairil Anwar sangat bermakna dan mempunyai ciri khas tersendiri. Ia memberikan kesan yang berbeda saat pembaca membaca puisi ini. Berbeda dengan karya sebelumnya, dalam puisi Aku Chairil Anwar membuat para pembaca ikut merasakan apa yang dirasakannya. f Gaya bahasa Dalam bahasa “Aku” penyair banyak menggunakan majas hiperbola. Selain itu, terdapat campuran bahasa indonesia yang tidak baku seperti perduli dan peri. Walaupun begitu ia sangat mahir dalam membuat pembaca terbius dengan puisi-puisinya. g Kata Konkret Secara makna, puisi Aku tidak menggunakan kata-kata yang terlalu sulit untuk dimaknai, bukan berarti dengan kata-kata tersebut lantas menurunkan kualitas dari puisi ini. Sesuai dengan judul sebelumnya, puisi tersebut menggambarkan tentang semangat dan tak mau mengalah, seperti Chairil itu sendiri. Puisi Aku ini adalah puisi Chairil Anwar yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak lainnya. Alasannya, sajak Aku bersifat destruktif terhadap corak bahasa ucap yang biasa digunakan penyair Pujangga Baru seperti Amir Hamzah sekalipun. Idiom ’binatang jalang’ yang digunakan dalam sajak tersebut pun sungguh suatu pendobrakan akan tradisi bahasa ucap Pujangga Baru yang masih cenderung mendayu-dayu. h Irama Ritme dalam puisi yang berjudul Aku’ ini terdengar menguat karena ada pengulangan bunyi Rima pada huruf vocal U’ dan I’. Vokal U’pada larik pertama dan ke dua, pengulangan berseling vokal a-u-a-u Larik pertama Kalau sampai waktuku.’ Larik kedua Ku mau tak seorang-’kan merayu. Larik kedua Tidak juga kau’. Pengulangan vokal I’ Luka dan bisa kubawa berlari Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 31 Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi i Rima Dalam puisi “Aku” Chairil Anwar memberikan rima yang jelas berbeda dengan “Krawang-Bekasi”, hal ini terlihat dalam larik • Rima tak sempurna Kalau sampai waktuku ’Ku mau tak seorang ’kan merayu Tidak juga kau • Rima Terbuka à yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dalam puisi ”Aku” gaya bahasa yang diberikan oleh Chairil Anwar juga hiperbola seperti yang tergambar dalam larik Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Hal ini jelas hiperbola tersebut merupakan penonjolan pribadi Chairil Anwar, ia mencoba untuk nyata berada di dalan dunianya. Sehingga membuat pembaca terhanyut dalam rima yang indah. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 32 j Amanat Amanat dalam Puisi Aku’ karya Chairil Anwar yang dapat saya simpulkan dan dapat kita rumuskan adalah sebagai berikut Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang. Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannyasaja. Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya. Penyair memberikan pengalaman kepada para pembaca agar lebih mengerti tentang karya sastra dan tidak teracuni dengan karya sastra tersebut danme motivasi pembaca untuk lebih mengenal karya sastra. Kiasan-kiasan yang dilontarkan oleh Chair Anwar dalam puisinya menunjukan bahwa di dalam dirinya mencoba memetaforakan akan bahasa yang digunakan yang bertujuan mencetusan langsung dari jiwa. Cetusan itu dapat bersifat mendarah daging, seperti sajak “aku”. Dengan kiasan-kiasan itu gambaran menjadi konkrit, berupa citra-citra yang dapat diindra, gambaran menjadi nyata, seolah dapat dilihat, dirasakan sakitnya. Di samping itu kiasa-kiasan tersebut menyebabkan kepadatan sajak. Untuk menyatakan semangat yang nyala-nyala untuk merasakan hidup yang sebanyak- banyaknya digunakan kiasan “aku mau hidup seribu tahun lagi”. Jadi berdasarkan dasar konteks itu harus ditafsirkan bahwa Chairil Anwar dalam puisi “aku” dapat didefinisaikan sebagai bentuk pemetaforaan bahasa atau kiasan bahwa yang hidup seribu tahun adalah semangatnya bukan fisik. 3. Kritik Sastra Prosa
Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Akan tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih baik tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Puisi “Aku” karya Chairil Anwar ini menceritakan tentang perjuangan seseorang yang memiliki semangat yang tinggi, tidak mengenal kata lelah dan sakit walaupun ia terluka. Dengan tekad kuat yang ia miliki, ia terus berusaha untuk mencapai tujuannya tanpa memperdulikan banyaknya rintangan yang menghampiri. Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar ialah hiperbola, dibuktikan pada larik Biar peluru menembus kulitku, Akan tetap meradang menerjang bait 4 larik ke-1. Dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar memberikan pencitraan pada gerak dan perasaan. Citraan gerak ialah gambaran sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak, citraan gerak pada puisi ini terdapat pada larik Luka dan bisa kubawa berlari bait 5 larik ke-1. Sedangkan citraan perasaan tergambar pada larik Hingga hilang pedih peri bait 5 larik ke-2. Pesan-pesan tersirat yang terdapat dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang. Manusia harus bisa menerima diri sendiri apa adanya, mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannya saja. Manusia harus memiliki semangat untuk terus maju dalam berkarya. Kesimpulan Dari puisi “Aku” karya Chairil Anwar dapat disimpulkan bahwa seseorang harus bekerja keras untuk menggapai sesuatu yang ingin didapatkan, tidak mudah menyerah, serta harus memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai tujuannya sebagaimana dengan kalimat yang dinyatakan pada puisi ini “Aku mau hidup seribu tahun lagi”, kalimat tersebut mengartikan betapa semangatnya untuk berjuang karena proses tidak akan mengkhianati hasil. *. Biodata Penulis Nama Lisa Selvira NIM 2003010006 Kelas M01 PBSI Mata Kuliah Kritik Sastra Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji
Struktur bagian penutup pada kritik sastra puisi "Aku" adalah paragraf kesembilan atau terakhir. Kritik sastra adalah karya sastra yang dinilai secara subjektif berdasarkan pemahaman penulis. Struktur kritik sastra adalah sebagai berikut. 1. Pendahuluan berisi topik yang akan dibahas. 2. Isi berisi pendapat atau argumen penilaian penulis terhadap karya sastra tersebut. 3. Penutup berisi penegasan ulang dari isi. Berdasarkan uraian di atas, struktur bagian penutup pada kritik sastra puisi "Aku" adalah pada paragraf kesembilan atau terkahir karena berisi penegasan ulang karya Chairil Anwar, dibuktikan pada kutipan "Melalui puisi ini, Chairil Anwar berhasil membius...." Jadi, struktur bagian penutup pada kritik sastra puisi "Aku" adalah paragraf kesembilan.
kritik puisi aku chairil anwar