Sanadatau isnad secara bahasa artinya sandaran, maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yakni Sahabat.
3Unsur Hadist Sanad Matan Rawi 3 Unsur Hadist Sanad Matan Rawi Mencari Hadits Dan Sanadnya Dengan Bantuan Islamweb Net Contoh Sanad Hadits Shahih Bukhari Kabar Tentang Dunia Islam Struktur Hadis Hadits Shahih Imam Bukhari Mencari Hadits Dan Sanadnya Dengan Bantuan Islamweb Net Pengertian Sanad Matan Rawi Hadits Dan Contohnya Bacaan Madani 3
Strukturhadis: sanad, matan, & mukharrij. Bentuk jamaknya "mutun" dan "mitan". Matan dari segala sesuatu adalah bagian permukaan yang tampak darinya, juga bagian bumi yang tampak menonjol dan keras. MUKHARRIJ: Orang yang mentakhrij hadis dan mengumpulkannya pada satu kitab hadis. Misalnya, Imam Bukhari, Imam Muslim, dsb
A Latar Belakang Hadits Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah sebuah kenyataan yang tak dapat diragukan lagi. Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping al-Qur'an. "Hadits atau disebut juga dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir-nya.
A Kesimpulan Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Matan adalah redaksi/isi dari hadist. Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan hadits.
contoh kegiatan perumahan dan tata laksana rumah tangga. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID y4DfB4LhWidG_D7K0Fc7T-ZQ9Sij_9ht3PhM7r0uYf7XdpwkiIJH0w==
BAB I PENDAHULUAN Hadits merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-Qur’an. Kedudukan hadits sangat urgen bagi sarana informasi mengenai syariat yang diajarkan nabi kepada umatnya. Masyarakat islam mutlak mengetahui dan memahami sumber ajarannya, yakni Al-Qur’an dan Hadits. Akan tetapi banyak muslim yang belum memahami tentang Hadits. Sebagian dari mereka yang sudah memahami akan tetapi dalam mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari mereka abaikan. Untuk memahami diperlukan pemikiran yang kritis sehingga dapat meneladani seluruh aspek kehidupan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Hadits berisi tentang riwayat kehidupan Rasulullah saw., yang berisi dasar hukum baik tentang qoulun nabi, fi’lun nabi, takhrirun nabi, maupun sifatun nabi. Di dalam suatu Hadits terdapat struktur Hadits, yang terdiri dari seorang perawi, Mukharrij dan sanad, begitupula terdapat matan hadits. 1. Apa yang dimaksud dengan sanad hadits? 2. Apa yang dimaksud dengan matan hadits? 3. Apa yang dimaksud dengan rawi hadits? 4. Apa pengertian dengan Mukhorrij hadits? 5. Apa pengertian dari periwayatan hadits? 1. Mengetahui apa itu sanad. 2. Mengetahui ap itu matan hadits. 3. Mengetahui apa itu rawi. 4. Mengetahui Mukhorrij Hadits. 5. Mengetahui periwayatan hadits. BAB II PEMBAHASAN Sanad Hadits “Sanad” adalah bahasa arab yang berasal dari kata dasar “sanada, yasnudu سند يسند , artinya “sandaran” atau “tempat bersandar” atau “tempat berpegang” atau berarti “yang dipercaya”, sebab hadits itu selalu bersandar padanya dan dipegangi atas kebenarannya.[1] Sedangkan menurut istilah ialah هو طريق المتن اي سلسلة الرواة الذين نقلواالمتن من مصدره الاول “Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi yang memindahkan meriwayatkan hadits dari sumbernya”. Yang dimaksud istilah “silsilah orang” ialah susunan atau rangkaian matarantai orang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, mulai dari yang disebut pertama sampai kepada Rasulullh saw., dimana semua perbuatan, ucapan, pengakuan, dan lainnya merupakan suatu materi atau matan hadits.[2] Dalam bidang ilmu hadits sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadits. Jika para pembawa hadits jika orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempinyai daya ingat kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat ke periwayat yang lainnya sampai kepada sumber berita pertama. Contoh sanad mengatakan Abdullah bin Yusuf berkata memberitahukan kepada kami Malik dari ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata ”aku mendengar Rasulullah SAW. Membaca surat at-tur pada sholat maghrib.” HR Al-Bukhori.[3] Isnad, Musnad, dan Musnid Selain istilah sanad, terdapat istilah lainnya, seperti al-isnad, al-musnad, dan al-musnid. Istilah tersebut kaitannya sangat erat dengan istilah sanad. Istlah al-isnad berarti menyandarkan, mengasalkan mengembalikan ke asal, dan mengangkat. Maksudnya ialah رفع الحديث الى قائله او فاعله “menyandarkan hadits kepada orang yang mengatakannya Hasbi Ash-Shiddiqi,1985,43 Menurut Ath-Thibi, sebagaimana dkutip al-Qasimi, kata al-isnad dengan as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau berdekatan. Ibn Jama’ah mempertegas lagi menurutnya, bahwa ulama muhaditsin memandang kedua istilah tersebut mempunyai pengertan yang sama, yang keduanya dapat dipakai secara bergantian.[4] Dengan demikian, para ahli hadits bersepakat untuk mengatakan bahwa isnad merupakan cara pemindahan pengaksesan berita dari orang yang terpercaya kepada orang yang terpercaya lainnya, sampai kepada nabi Muhammad Saw sebagai pemilik awalnya.[5] Sedangkan musnid ialah المسند هو من يروي الحديث باسناده. سواء كان عنده علم به او ليس له الا مجرد روايته “Orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik mengetahui atau tidak mengetahui terhadap matan itu, tetapi ia sendiri menjadi sumber berita itu”.[6] Sedang musnad mempunyai beberapa arti 1. Hadits yang diriwayatkan dan disandarkan atau disanadkan kepada seseorang yang membawanya, seperti Ibn Syihab az-Zuhri, Malik bin Anas, dan Amarah binti Abd ar-Rahman. 2. Sebagai sebutan nama suatu kitab yang didalamnya menghimpun hadits-hadits dengan sistem penyusunannya berdasarkan nama-nama para sahabat perawi hadits, seperti kitab musnad Ahmad. Contoh Musnad Abdullah bin yusuf menceritakan kepada kami dari malik dari abu Az-zinad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu dia berkata sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda “ Jika anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian hendaklah dia mencucinya sebanyak tujuh kali” Matan Hadits Matan menurut bahasa berarti ما صلب وارتفع من الارض tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah الفاظ الحديث التي تتقوم بها المعاني “Lafal-lafal hadits yang mengandung makna-makna tertentu”. ما ينتهي اليه السند من الكلام “Suatu kalimat yang menjadi tempat berakhirnya sanad”. Dari definisi di atas, maka matan ialah materi atau lafal hadits itu sendiri, yang penulisannya ditempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin. Dengan demikian, matan ialah pembicaraan kalam atau materi berita yang diterima oleh sanad terakhir, baik isi pembicaraan itu berupa sabda Nabi Saw., sahabat ataupun tabi’in, baik isi pembicaraan itu berupa perbuatan Nabi saw maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Saw.[7] Rawi Hadits Kata ra’wi atau ar-rawi, berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits naqli al-hadits. Sebenarnya, antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang sama. Sanad-sanad hadits pada tiap thobaqoh atau tingkatannya juga disebut para rawi jika yang dimaksud rowi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Begitu juga setiap perawi, pada tiap-tiap thobaqoh-nya merupakan sanad bagi thobaqoh berikutnya. Yang membedakan dari kedua istlah tersebut yaitu dalam hal pembukuan hadits, orang yang menerima hadits-hadits, kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin, itu yang disebut rawi. Dengan demikian perawi dapat disebut dengan mudawwin orang-orang yang menghimpun dan membukukan hadits, sedangkan orang-orang lain tanpa membukukannya maka yang demikian disebut dengan sanad hadits.[8] Untuk lebih memperjelas uraian tentang sanad, matan dan rawi hadits, ikuti penjelasan hadits berikut حدثنا ابو بكر بن شيبة وابو كريب قال حدثنا ابو معاوية عن الاعمسي عن عمر بن عمير عن عبد الرحمن بن يزيد عن عبد الله قال قال لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يا معشر السباب من الستطاع منكم الباء فليتزوج فئنه اغض للبصر واحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه باالصوم فانله وجاء." رواه مسلم" Artinya “Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Quraib telah menceritakan hadits kepada kami, katanya, “Abu Muawiyah menceritakan hadits kepada kami, yang diterimanya dari Al a’masy, dari Umar bin Umair dari Abd Ar-Rahman bin Yazid, dari Abdullah bin Mas’ud, katanya, “Rasulullah Saw., telah bersabda kepada kami, wahai sekalian wahai pemuda! Barang siapa yang sudah mampu untuk melakukan pernikahan, maka menikahlah karena dengan menikah itu lebih dapat menutup mata dan lebih dapat menjaga kehormatan. Akan tetapi, barang siapa yang belum mampu melakukannya, baginya hendaklah berpuasa. Karena, dengan puasa itu dapat menahan hasrat seksual” HR. Al Bukhori dan Muslim Muslim 638 Dari nama abu Bakar bin Abi Syaibah sampai dengan Abdullah bin Mas’ud, merupakan silsilah atau rangkaian atau susunan orang-orang yang menyampaikan hadis. Mereka semua adalah sanad hadis tersebut, yang juga disebut jalan matan. Mulai kata yama’syara asy-syabab sampai dengan kata fa’innahu lahu wija’un, adalah matan. Oleh salah satu definisi, lafal tersebut disebut sebagai ujung atau tujuan sanad. Sedangkan nama al Bukhori dan Muslim yang ditulis pada akhir matan dsebut rawi orang yang meriwayatkan hadits. Karena keduanya masing-masing membukukan hadits, maka mereka disebut mudawwin yang membukukan hadits. Mukharrij Hadits Mukharrij ialah perawi hadits yang telah menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkannya ke dalam kitab-kitab yang telah disusunnya, misalnya Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzy dan lain sebagainya. Di dalam kitab-kitab mereka semua komponen yang menjadi persyaratan, harus ada di dalam periwayatan hadits mereka, mulai dari matan dan sanad sampa pada metode penerimaan dan penyampaian hadits kepada orang lain al-Tahamul wa al-Ada’. Oleh sebab itu, diantara komponen satu dengan yang lain dalam periwayatan hadits, harus benar-benar ada, sebab hadits tidak cukup hanya dilihat dari matan dan matarantai sanadnya saja, melainkan diketahui pula siapa nama mukharrijnya-nya dan nama perawi pertama yaitu sahabat yang telah meriwayatkannya.[9] Contoh Mukhorrij al-Bukhori NO Nama perawi hadits Urutan sebagai perawi Urutan sebagai sanad 1 Anas bin Malik Perawi I Sanad V 2 Abu Qilabah Perawi II Sanad IV 3 Ayyub Perawi III Sanad III 4 Abdul Wahhab al Tsaqofiy Perawi IV Sanad II 5 Muhammad bin Mutsanna Perawi V Sanad I 6 Al-Bukhori Perawi VI Mukhorrij Hadits Periwayatan Hadits Istilah periwayatan sama artinya dengan istilah Arab al-riwayat الرواية, yaitu bentuk masdar dari kata rawa روى, yang berarti sama dengan kata al-naql النقل, artinya “penukilan” atau al-dzikr الذكر, artinya “penyebutan”. Arti tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan arti kata “sejarah” atau “cerita”, sehingga arti kata “periwayatan” adalah “sesuatu yang diriwayatkan “atau riwayat” dalam istlah Arab. Sedang menurut istilah ahli hadits, kata “periwayatan” diartikan dengan kata “al-riwayat, yaitu suatu kegiatan penerimaan dan penyampaian hadits serta penyandaran hadits kepada rangkaian matarantai para perawinya melalui bentuk-bentuk penerimaan dan penyampaian yang bersifat tertentu”. Dari definisi tersebut, jika di lapangan ternyata ditemukan seorang perawi yang telah menerima hadits dari perawi lain, tetapi ia tidak menyampaikannya kepada orang lain, maka ia tidak dapat disebut sebagai “orang yang telah melakukan periwayatan hadits”. Dan jika orang tersebut telah menyampaikan hadits kepada orang lain, tetapi ketika menyampaikannya tidak menyebutkan rangkaian matarantai para perawinya, maka ia tidak dapat disebut sebagai orang yang telah melakukan periwayatan hadits. Dengan demikian, unsur-unsur yang harus ada di dalam periwayatan hadits adalah a. Adanya kegiatan menerima hadits dari perawinya. Hal ini dikenal dengan istilah “rawi” atau “perawi”. b. Adanya kegiatan menyampaikan hadits kepada orang lain. Hal ini dikenal dengan istilah “penyampaian” atau “marwy” c. Adanya susunan matarantai para perawi ketika hadits disampaikan kepada orang lain. Hal ini dikenal dengan istilah “sanad/isnad”. d. Adanya kalimat yang menjadi pokok pembicaraan. Hal ini dikenal dengan sebutan “matan”. e. Adanya kegiatan yang berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan penyampaian hadits. Hal ini dikenal dengan istilah “tahammul wa ada’ al-hadits”.[10] BAB III PENUTUP Dalam struktur hadits terdapat 3 komponen yakni sanad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan rawi. Sanad ialah susunan atau rangkaian matarantai orang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, mulai dari yang disebut pertama sampai kepada Rasulullh saw. matan ialah materi atau lafal hadits itu sendiri, yang penulisannya ditempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin. sedangkan rawi ialah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Dan adapula istilah mukhorrij yaitu perawi hadits yang telah menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkannya ke dalam kitab-kitab yang telah disusunnya. Dan juga periwayatan hadits, hal ini merupakan kegiatan penerimaan dan penyampaian hadits serta penyandaran hadits kepada rangkaian matarantai para perawinya melalui bentuk-bentuk penerimaan dan penyampaian yang bersifat tertentu. Diharapkan para pembaca dapat memahami struktur dalam Hadits melalui beberapa pengertian yang sudah ditegaskan didalam makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, dan penulis berharap dari kritik dan saran pembaca agar lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak lagi. Daftar Pustaka MZ, Zainuddin. 2011. Studi Hadits. SurabayaIAIN SA Press. Sahrani, Sohari. 2010. Ulumul Hadits. Bogor Galia Indonesia. Zein, Ma’shum, Muhammad. 2008. Ulumul Hadits&Mustholah Hadits. Jombang Darul Hikmah. [1] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [2] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, [3] H. Zainuddin, MZ., Studi Hadits, Surabaya, IAIN SA, 2011, hlm. [4] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, [5] H. Zainuddin, MZ., Studi Hadits, Surabaya, IAIN SA, 2011, hlm. [6] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [7] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [8] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 132 [9] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [10] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008,
Secara umum struktur hadits terdiri atas tiga komponen, yaitu sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukhraj rawi. 1. Sanad HaditsSanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW pengertian ini berbeda dengan kitab musnad. Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya1. al sima’ min lafz al sheikh mendengar dari lafal syekh, contoh sami’tu aku mendengar2. qira’at ala al sheikh membaca tulisan syekh, contoh qara’tu ala aku membaca3. al ijazat, contoh ajaztu laka Sahih al Bukhari aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”5. al mukatabah tulisan, contoh “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”6. al I’lam pemberiahuan, contoh “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku”7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau MatanMenurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan berbeda, baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakniTidak ada shadz bertentangan, artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang ada cacat illat, artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan Rawi HaditsRawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang gurunya. Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral adalah maupun kapasitas intelektualnya dhabit}. Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikuta. Beragama Islamb. Mukallafc. Melaksanakan ketentuan agama Islamd. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemenuhan segi kapasitas intelektual adalaha. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanyab. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lainc. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya
A. Sanad1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulisالاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ“Berita tentang jalan matan”- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan Contoh Sanadحدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-BukhoriDari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .B. Matan1. PengertianKata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya- Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”- Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,2. Contoh matanعن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه“warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.”C. MukharrijKata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Tabaqat al-RuwwatSecara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ;قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikuta. Sahabat dengan berbagai Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyabc. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirind. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadahe. Tabi’in yunior seperti Al-A’masyf. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraijg. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsaurih. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’ij. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambalk. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhoril. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-TirmidziDi antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-AtsqalaniTABAQAT AL-RUWWAHMENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANIE. Hadis Ali dan Nazil1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Macam-Macam Hadis AliHadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu1 Dekat dengna salah seorang Imam Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macama Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu Macam-Macam NazilHadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadisc. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggapd. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Contoh Hadisلا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعينF. Riwayah Al-Kabir An Ash-ShaghirYang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. DAFTAR PUSTAKARahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
100% found this document useful 1 vote4K views13 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote4K views13 pagesMakalah Struktur Hadis Sanad, Matan, MukharidJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
struktur hadits sanad matan dan mukharrij